Kalimat dan Unsur Kalimat
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya.
Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :
- Subjek / Subyek (S)
- Predikat (P)
- Objek / Obyek (O)
- Keterangan (K)
Berikut ini adalah contoh kalimat secara umum :
- Joy Tobing adalah pemenang lomba Indonesian Idol yang pertama.
- Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi yang mabok minuman keras itu.
- The Samsons sedang konser tunggal di pinggir pantai ancol yang sejuk dan indah.
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.
Jadi yang dimaksud dengan Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.
Selain pengertian-pengertian di atas ada beberapa ahli bahasa berpendapat bahwa kalimat efektif memiliki syarat dan pola-pola untuk membentuknya, seperti yang dikemukakan oleh Putrayasa (2007: 66) bahwa Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi secara sempurna karena memenuhi syarat-syarat pembentuk kalimat efektif tersebut.
Secara garis besar, ada dua syarat kalimat efektif, yaitu :
1. Syarat awal yang meliputi pemilihan kata atau diksi dan penggunaan ejaan,
2. Syarat utama yang meliputi struktur kalimat efektif dan ciri kalimat efektif
Syarat-Syarat kalimat Efektif :
1. Gramatikal
Kalimat yang efektif harus mengikuti kaidah-kaidah tata bahasa.
2. Pilihan kata
Untuk menyusun kalimat efektif,harus dipilih kata-kata yang tepat,seksama ( sesuai )
dan lazim. Dalam memilih kata-kata tersebut perlu diperhatikan pedoman-pedoman
berikut ini:
a. Pemakaian kata bernilai rasa
Kata-kata yang bernilai rasa hendaknya dipilih secara cermat agar keefektifan
penuturan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.
b. Pemakaian kata-kata /istilah asing
Ada kata-kata atau istilah asing yang sudah ada padanannya dalam bahasa
Indonesia ,ada yang belum.Jika sudah ada padananya,bukan asingnya.
Memakai kata-kata atau istilah asing yang hanya bermaksud megah atau gagah
akan merugikan perkembangan bahasa Indonesia.
c. Pemakaian kata tutur
Kata tutur adalah kata yang hanya dipakai oleh pergaulan sehari-hari,terutama
dalam percakapan,contoh : bilang, bikin, dikasih tahu, makanya, dan
sebagainya. Dalam karya ilmiah ,pemakaian kata-kata tutur ini
hendaknadihindarkan,karena termasuk kata-kata yang tidak baku.
d. Pemakaian kata bersinonim
Kata-kata bersinonim ada yang dapat saling menggantikan,ada yang tidak.
Adapula kata-kata yang bersinonim yang pemakaiannya dibatasi oleh
persandingan yang dilazimkan.Oleh karena itu, kita harus memilihnya secara
cermat.
e. Pemakaian kata-kata konkret dan abstrak
Kata-kata konkret adalah kata-kata yang menunjuk kepada objek yang yang
dapat dilihat,didengar,dirasakan,diraba,atau dibaui, sedangkan kata-kata abstrak
adalah kata-kata yang menunjuk kepada sifat,konsep atau gagasan. Kata-kata
kongkret lebih mudah dipahami daripada kata-kata abstrak
f. Pemakaian kata-kata umum dan khusus
Kata-kata umum adalah kata-kata yang luas lingkupnya, sedangkan kata-kata
khusus adalah kata-kata yang sempit ruang lingkupnya. Makin umum,makin
kabur gambarannya dalam angan-angan . Sebaliknya, makin khusus ,main jelas
dan tepat. Oleh karena itu, untuk mengefektifkan penuturan lebih tepat dipakai
kata-kata khusus daripada kata-kata umum.
g. Pemakaian Idiom
Kalimat yang cermat dalam diksinya sebaiknya sebaiknya bersifat idiomatik
h. Pemakaian kata yang lugas
Dalam karangan sebaiknya dipakai kata-kata yang lugas,yaitu kata yang
bersahaja, apa dayanya,tidak berupa frase yang panjang.
3. Penalaran atau logika
Penalaran adalah prose berpikir yang berusaha untuk menghubungkan eviolensi-eviolensi menuju pada suatu kesimpulan yang masuk akal. Penguasaan kaidah-kaidah bahasa dan diksi yang tepat belum menentukan bahwa kalimat itu sudah efektif. Keefektifan kalimat didukung pula oleh jalan pikiran yang logis. Kalimat logis (masuk akal) dapat dipahami dengan mudah,cepat, dan tepat serta tidak menimbulkan salah paham.
4. Keserasian
Efektif tidaknya suatu bahasa ditentukan juga oleh faktor keserasian/kesesuaian yaitu serasi dengan pembaca/penulis dan cocok dengan pendengar/pembaca serta serasi dengan situasi dan kondisi bahasa yang dipergunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar